Kezia Oscarliena Setiadi


        Namaku Kezia Oscarliena Setiadi, teman-temanku sering memanggilku Fei-fei. Aku lahir sebagai anak sepasang wiraswasta di kota Surakarta pada tanggal 23 Januari 1997. Orang tuaku hidup di ruko (--rumah toko) kontrakan, masa bayiku aku habiskan di salah satu rumah di daerah Gajahan. Orangtuaku membuka usaha di bidang alat konveksi yang cukup laris di masa itu. Toko kami di beri nama “Toko Shinta”. Nama toko kami diambil dari nama cicikku (--kakak perempuan) yang sekaligus anak ke-5 di keluargaku. Ya, orangtuaku memiliki 6 orang anak (dan aku yang ke-6, dengan jarak umur yang cukup jauh dengan kelima kakakku) yang terdiri dari 4 anak laki-laki dan 2 anak perempuan. Pada waktu itu, orangtuaku perlu menguliahkan 4 kokoku (--kakak laki-laki) dan membiayai cicikku yang pada waktu itu berada di Sekolah Menengah Pertama (SMP), ditambah lagi memikirkan kebutuhanku yang masih bayi. Puji Tuhan! Orangtuaku diberi berkat yang lebih dari cukup untuk semua hal itu.
        Ketika aku berumur setengah tahun, kami pindah ke salah satu rumah di daerah Ketandan. Di sana, kami juga diberkati danhidup berkecukupan. Pada waktu  usiaku 7 tahun, papahku meninggal. Semua kakakku yang sedang kuliah di luar kota langsung kembali ke rumah dan menemani papah di saat-saat terakhir. Kami tidak merasa kaget karena sebelumnya, papah memang sudah terkenaa komplikasi, ditambah umur beliau yang sudah tidak muda lagi (61  tahun). Tapi kami bersyukur, semua yang telah diajarkan beliau amat berguna bagi kami semua. Walaupun didikan papah tegas, beliau amat menyayangi dan memperhatikan kami, terutama di bidang pendidikan. Beliau selalu memotivasi dan mendorong kami untuk meraih cita-cita dan mengembangkan bakat kami.
         Sekarang aku tinggal bersama mamahku di rumah kokoku yang ke-2 di Bekonang, Palur. Sebelum kami tinggal di tempat kami sekarang, kami sempat pindah ke salah satu kontrakan di Gading hingga kelas 6 SD. Kembali aku bersyukur, karena sekarang kakak-kakakku sudah sukses dan mampu membantu kami baik secara materi maupun moral. Dan yang terutama, aku bersyukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang selalu membuka jalan untuk kehidupan kami.